Kamis, 01 November 2012

PERIHAL: MEMBONCENG, YANG TIDAK DISUKAI, KESEMPATAN

djkjkhjhnmnmm

Membonceng bukanlah perihal sepele bagiku. Hal ini berlaku setelah dulu pacar harus berdarah setelah kulitnya beradu dengan aspal. Luka harus ia dapat karena kecerobohanku yang seharusnya bisa diminimalkan. Membonceng tidak lagi menjadi hal sekedar membawa seseorang dalam boncengan untuk sampai ke tujuan. Membonceng kini menjadi perihal tangung jawab.

Ia yang ada di boncengan telah menitipkan kenyamanan dan keselamatan dirinya dalam bagaimana caraku berkendara. Bagaimana membonceng bisa menjadi perihal sepele?

Meskipun tak pernah berkata, kepercayaannya memilihku untuk menjadi pengemudi yang membawa ia sampai ketujuan adalah sebuah tanggung jawab untuk membawanya ke tempat yang dituju tanpa kurang sesuatu apapun. 

Sebisa mungkin, polisi tidur tak membuatnya kesakitan karena terantuk, lubang jalanan tak membuatnya kaget dan kesakitan, dan sebisa mungkin debu tak menyelinap masuk ke matanya karena itu akan membuat airmatanya keluar. 

Membonceng bukanlah perihal sepele, setidaknya bagiku. Karenanya, sebisa mungkin aku akan berhati-hati ketika seseorang memberikan kepercayaannya untukku menjadi pengemudinya.

Mungkin suatu saat nanti, ketika telah ada seorang wanita yang mempercayai aku sebagai pengemudi hidupnya, aku telah terbiasa untuk berhati-hati dan membawanya sampai ke tujuan dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Atau mungkin, malah ia akan berbahagia karena kenyamanan yang kucipta.

NB : boncengan motorku sekarang jarang ada yang mengisi. :)

...

Apa kamu pikir cinta itu hanya rasa suka? - Ical Bhima

Cinta itu bisa menyelinap dimana saja, dan seringkali ia berubah-rubah wujudnya, sampai-sampai aku tak bisa mengenalinya, kecuali ada yang memberitahu. Yang tidak aku sukai bukan berarti itu bukan cinta. Yang aku benci bukan berarti itu bukan cinta. Yang tidak membuatku nyaman bukan itu buka cinta.

Seorang adik kecil menangis karena dilarang ibunya hujan-hujan di pertama kalinya hujan turun. Adik kecil tentu saja tak  suka dengan larangan ibunya, terlebih ia melihat tempat sepermainannnya berlarian sambil tertawa riang dibawah guyuran hujan. Larangan yang tidak disukai itu adalah cinta yang hangat, cinta paling besar yang bahkan ujung-ujung semesta tak sanggup menjadi batasnya. Larangan itu adalah cinta yang akan menjadi hal paling dirindukan oleh adik kecil itu ketika ia tumbuh besar nanti.

Banyak dari pengendara di Surabaya begitu membenci traffic light. Beberapa kerap menerobos meskipun lampu di jalurnya masih merah. Beberapa kerap membunyikan klakson denga penuh emosi ketika lampu hijau baru saja menyala, seperti pengendara di depan itu buta warna. Mereka membenci traffic light. Bila saja mereka tahu sejarah mengapa traffic light diciptakan mungkin mereka tak akan membenci dengan sangat.

Pernah aku membaca di sebuah buku, kurang lebih seperti ini. Suatu hari ada pengendara mobil yang tahu bahwa traffic light telah berwarna kuning, dan sebentar lagi akan berubah merah. Ia tak mengurangi sedikitpun, kecepatan malah ia menginjak gas lebih dalam. Ia berhasil melewati traffic light itu, namun tepat setelah traffic light ada polisi yang siaga bila ada pengendara nakal sepertinya. Polisi meniup peluit dan memberi tanda agar pengendara itu menepi. Sambil mengomel-ngomel sendiri pengendara itu menepi. Ketika polisi itu mengetuk kaca mobil, pengendara itu masih menekuk wajahnya ke dalam. Polisi menyerahkan secarik kertas yang diterima dengan kasar oleh si pengendara mobil. Tanpa ia duga polisi itu tersenyum dan mengucapkan salam kemudian pergi meninggalkannya. Kertas itu pun dibuka dan kertas itu berisi:
"Beberapa tahun yang lalu, aku mengendarai mobil dengan kencang bersama putriku yang masih berusia lima tahun. Dan karena kecerobohanku, kami mengalami kecelakaan dan nyawanya tak bisa diselamatkan. Berkendaralah dengan hati-hati agar kamu dan orang yang bersamamu selamat. Dan agar kamu tak mengalami rasa sesal sebesar yang ku pikul."
Pengendara itu kemudian menangis dan mencari polisi yang sudah pergi entah kemana.
Traffic light yang begitu dibenci banyak orang bukanlah alat yang berfungsi untuk menampung segala rasa benci dan amarah pengendara. Ia dicipta dengan penuh cinta, untuk memberi kesempatan yang sama kepada pengendara untuk mendapatkan jalan, dan menjaga pengendara dari celaka.

Banyak hal-hal yang sepertinya bukan cinta, tetapi sejatinya itu adalah cinta. Begitu juga sebaliknya, banyak hal yang sepertinya cinta nyatanya bukan cinta. 

...

Bila tak memiliki kesempatan, carilah. Bila mencari pun tak menemukan, ciptakanlah. -@Alandakariza

Hidup memang perlu tumbuh, berkembang menjadi lebih besar dan lebih besar lagi, agar lebih bermanfaat bagi lebih banyak orang. Karena Nabi bersabda, "Sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi lainnya."

Aku ingin sekali tumbuh menjadi lebih baik setelah dua tahun merutuki keadaan yang membuatku terpuruk akhirnya. Aku pun mencoba perlahan menjelajah berbagai tempat untuk mendapatkan kesempatan. Dan akhirnya kesempatan pun aku dapatkan, namun sayang kesempatan yang aku miliki tidak membuatku berkembang, malah merasa kesempatan itu tak membuat aku merasa dibutuhkan. Aku pun memutuskan untuk mncari kesempatan lainnya.
Dan seperti yang sudah dialami banyak manusia lainnya, bila ada niatan baik, maka Tuhan akan membukakan jalan. Dan semua itu berawal dari sebuah kegiatan nasional yang menurutku sangat keren dan menjadi stimulan bagi pergerakan pemuda ketika acara tersebut pertama kali ada hingga kini sudah tahun ketiga. Acara itu adalah IYC, Indonesian Youth Conference. Sebuah acara anak muda yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu Forum : mengumpulkan aktivis muda dari seluruh provinsi di Indonesia untuk dilatih; dan Festival : belasan seminar yang diselenggarakan daam satu hari ditambah dengan pertunjukan musik dan seni lainnya. 


Someday punya tim seperti ini juga.



Tuhan pun semakin menunjukkan jalan-jalan yang harus aku lewati dan mempertemukanku dengan orang-orang dan kisah-kisah yang tak terduga.
"Kebetulan adalah cara tuhan menyampaikan sesuatu secara anonym" -Albert Einstein

Saya pun memutuskan bergabung menjadi volunteer dikali pertama saya ikut kelas Akademi Berbagi. Walaupun belum pernah bantuin kelas karena masih bentrok dengan KKN rematik tematik.


Mbak Ainun Chomsun sang Pendiri


Akademi Berbagi, gerakan sosial yang peduli kepada pendidikan Indonesia dan membuka berbagai kelas dengan tema beragam, dan semuanya GRATIS!

Selain mencari dan akhirnya menemukan, saya bersama Lely, Fakultas Hukum UNAIR menciptakan gerakan yang bertujuan untuk menampung suara-suara pemuda dan menginspirasi pemuda untuk terus melangkah demi Indonesia. Gerakan itu kami beri nama KATAKAN!

SUARA PEMUDA, MASA DEPAN INDONESIA!
Acara pertama yang telah dilaksanakan oleh kami adalah peringatan sumpah pemuda yang kami lakukan tanggal 29 Oktober 2012 kemarin di deretan pohon depan Fakultas Farmasi UNAIR.

Terimakasih Ksatria Airlangga!

Saya juga mengkreasi sebuah acara baru di fakultas sendiri yang tetap mengutamakan berbagi dan menginspirasi. Mendekatkan jarak antara dosen dengan mahasiswa, dan semoga ke depannya dapat bersinergi tidak hanya masalah belajar di kelas, tapi lebih dari itu.

Pharmacy!!!

Semua kesempatan itu adalah pintu yang mengantar kepada ruang-ruang yang lebih dekat kepada ruang diana impian kita disimpan baik oleh Tuhan dan dijaga oleh ribuan malaikat-malaikat yang tak luput mendoakan agar pemilik impiannya sampai dengan selamat sebelum ajal menjelang.

0 komentar:

Posting Komentar