Kamis, 25 Oktober 2012

Kehilangan Senja Kala Itu






Aku kehilangan satu sore dimana aku bergegas mengayuh sepeda untuk mengantar mentari pulang ke belahan bumi yang lain.
Aku kehilangan satu sore dimana aku menghabiskan waktu untuk bermain dengan kawan sepermainan hingga maghrib tiba.
Aku kehilangan satu sore dimana aku hanya duduk dan memandang dari balik jendela rerumputan disapu warna jingga.
Aku kehilangan satu sore dimana aku tahu kemana aku harus pergi suatu saat nanti.
Aku kehilangan satu sore dimana aku mengerti ingin menjadi apa aku kelak.
Aku kehilangan satu sore yang mengajari aku hidup.
Aku kehilangan sore kala itu.

Akhir-akhir ini aku hampir tak pernah lagi belajar – belajar tentang hidup. Aku sudah cukup merasa pintar menjalani hidup hanya karena aku sudah mampu menjalaninya dengan bahagia. Apalah arti bahagia bila hanya sekedar tawa tanpa makna, cerita tanpa persona – tidak ada yang menarik untuk pantas dikenang dalam waktu yang lama. Tidak ada yang pantas ditinggalkan sebagai jejak.
-         
 Kunamai kau jejak. Tanda abadi yang tidak pernah beranjak. - @pranandadodi

Kini aku cukup ragu menamai kehendak hati sebagai mimpi. Berkaca dari apa yang telah kuupayakan selama ini demi kehendak hati, dan melihat rendahnya tempatku berpijak, aku hanya sanggup menamainya ingin.

Aku kehilangan banyak sekali waktu hanya untuk tidak melakukan apa-apa atau membuat diri nyaman dengan rasa kantuk. Aku kehilangan rasa ingin tahu yang selalu menuntunku kepada hal-hal baru. Aku kehilangan kepercayaan diri yang selalu sanggup menutupi rasa maluku berbincang dengan seseorang yang baru. Aku kehilangan tekad yang selama ini membawaku ke cerita-cerita tak terduga. Aku kehilangan banyak faktor untuk membuat impian menjadi nyata.

Aku kehilangan kekuatan keimanan – dan aku tahu ini sangat berbahaya sekali. Aku kehilangan waktu bermanja-manja dengan Sang Pemilik Hidup, seperti ketika pertama kali aku berani menjejakkan kaki di kota orang. Aku terlalu menjual mahal airmata kepada Sang Maha Pemurah. Aku meletakkan kesombongan dekat sekali dengan hati  dan perilaku, melupakan doa-doa yang lama menjadi kemudi dalam hidup.

Hilang sudah kehidupan yang dijalani dengan penuh antusias. 

Things we lose have a way of coming back to us in the end. – Luna Lovegood

Entahlah aku tak perlu mempercayai apa yang dikatakan Luna. Kini aku hanya perlu mencari – mencari sebentuk kehidupan yang sama, serupa atau kehidupan yang baru sekalipun. Aku hanya perlu mencari apapun yang aku butuhkan untuk hidup dan menghidupkan kehidupan. Aku hanya perlu memulainya dari awal.

Aku tak tahu apakah yang aku cari akan kutemukan, hidup penuh dengan ketidak-pastian. Mungkin saja setelah mencari aku menemukan sesuatu yang jauh lebih baik karena hidup juga penuh dengan kejutan.

Hanya perlu meyakini bahwa suatu saat bagi yang mencari akan menemukan. Pada akhirnya, bagi yang mencari akan ditemukan, oleh takdir baik Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar