|
Aku
kehilangan satu sore dimana aku bergegas mengayuh sepeda untuk mengantar
mentari pulang ke belahan bumi yang lain.
Aku kehilangan
satu sore dimana aku menghabiskan waktu untuk bermain dengan kawan sepermainan hingga
maghrib tiba.
Aku kehilangan
satu sore dimana aku hanya duduk dan memandang dari balik jendela rerumputan
disapu warna jingga.
Aku
kehilangan satu sore dimana aku tahu kemana aku harus pergi suatu saat nanti.
Aku kehilangan
satu sore dimana aku mengerti ingin menjadi apa aku kelak.
Aku kehilangan
satu sore yang mengajari aku hidup.
Aku kehilangan
sore kala itu.
…
Akhir-akhir
ini aku hampir tak pernah lagi belajar – belajar tentang hidup. Aku sudah cukup
merasa pintar menjalani hidup hanya karena aku sudah mampu menjalaninya dengan
bahagia. Apalah arti bahagia bila hanya sekedar tawa tanpa makna, cerita tanpa
persona – tidak ada yang menarik untuk pantas dikenang dalam waktu yang lama. Tidak
ada yang pantas ditinggalkan sebagai jejak.
-
Kunamai
kau jejak. Tanda abadi yang tidak pernah beranjak. - @pranandadodi
Kini aku
cukup ragu menamai kehendak hati sebagai mimpi. Berkaca dari apa yang telah kuupayakan
selama ini demi kehendak hati, dan melihat rendahnya tempatku berpijak, aku hanya
sanggup menamainya ingin.
Aku kehilangan
banyak sekali waktu hanya untuk tidak melakukan apa-apa atau membuat diri
nyaman dengan rasa kantuk. Aku kehilangan rasa ingin tahu yang selalu
menuntunku kepada hal-hal baru. Aku kehilangan kepercayaan diri yang selalu
sanggup menutupi rasa maluku berbincang dengan seseorang yang baru. Aku
kehilangan tekad yang selama ini membawaku ke cerita-cerita tak terduga. Aku kehilangan
banyak faktor untuk membuat impian menjadi nyata.
Aku kehilangan
kekuatan keimanan – dan aku tahu ini sangat berbahaya sekali. Aku kehilangan
waktu bermanja-manja dengan Sang Pemilik Hidup, seperti ketika pertama kali aku
berani menjejakkan kaki di kota orang. Aku terlalu menjual mahal airmata kepada
Sang Maha Pemurah. Aku meletakkan kesombongan dekat sekali dengan hati dan perilaku, melupakan doa-doa yang lama
menjadi kemudi dalam hidup.
Hilang
sudah kehidupan yang dijalani dengan penuh antusias.
Things
we lose have a way of coming back to us in the end. – Luna Lovegood
Entahlah
aku tak perlu mempercayai apa yang dikatakan Luna. Kini aku hanya perlu mencari
– mencari sebentuk kehidupan yang sama, serupa atau kehidupan yang baru
sekalipun. Aku hanya perlu mencari apapun yang aku butuhkan untuk hidup dan
menghidupkan kehidupan. Aku hanya perlu memulainya dari awal.
Aku tak
tahu apakah yang aku cari akan kutemukan, hidup penuh dengan ketidak-pastian.
Mungkin saja setelah mencari aku menemukan sesuatu yang jauh lebih baik karena
hidup juga penuh dengan kejutan.
Hanya perlu
meyakini bahwa suatu saat bagi yang mencari akan menemukan. Pada akhirnya, bagi yang
mencari akan ditemukan, oleh takdir baik Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar