Minggu, 16 Maret 2014

Mr and Mrs Lucky



Beruntung berkali-kali maut urung menjemput saya. Berbagai jenis kecelakaan yang mungkin dapat merenggut nyawa berkali-kali saya alami, berapa jumlah pastinya saya sudah lupa. Seorang teman saya juga beruntung berkali-kali selalu meraih apa yang diinginkan tanpa berjuang ekstra keras. Dan seorang teman yang lain, hanya pasrah kepada keberuntungan yang ia percayai selalu memihaknya.

Tumbuh dengan berbagai kegagalan dan sedikit keberhasilan membuyarkan iman saya kepada keberuntungan, pun kebetulan. Saya tidak lagi mempercayai eksistensi keberuntungan dan kebetulan semenjak saya menyadari ada hukum sebab-akibat dalam kehidupan sehari-hari.

Tuhan tidak bermain dadu dengan nasib-nasib makhlukNya. Tuhan tidak leyeh-leyeh di singgasanaNya sambil meletakkan puzzle secara asal. Tuhan Maha Tahu, sepenuhnya mengerti segala yang terbaik bagi makhlukNya, pun dengan berbagai akibat yang menjadi konsekuensi keputusanNya. Karena itu saya tidak percaya lagi dengan keberuntungan. Bagi saya, yang disebut keberuntungan adalah akibat dari sebuah sebab yang terjadi sebelumnya.

“Sebelum sebuah kejadian terjadi, Tuhan sudah mengetahui. Bila terjadi, Tuhan meridhoi hal itu terjadi, bila tidak, Tuhan punya rencana yang lebih baik.” – Mario Teguh.

Dalam agama saya, diajarkan bahwa Tuhan akan membalas setiap kebaikan makhluknya, bila tidak di dunia maka kelak di akhirat. Saya mempercayai bahwa keberuntungan adalah balasan kebaikan dari masa lalu. Mungkin bukan saya yang melakukan kebaikan tersebut, mungkin orang yang saya sayangi, orang tua, saudara atau orang lain yang diam-diam mendoakan kebaikan kita, dapat juga balasan doa-doa saya di masa lalu. Terkadang kebaikan orang tua dibalas Tuhan dengan kebaikan untuk anak-anaknya, dan ini juga bisa saja terjadi untuk orang-orang yang kita sayangi. Mungkin (saya belum mencari tahu lebih dalam) ini adalah salah satu manfaat silaturrahim, kebaikan orang lain dapat menular menjadi kebaikan diri sendiri. Ada kalanya doa dibayar secara tunda oleh Tuhan, dan ketika saya terdesak pada keadaan yang membutuhkan miracle, kemudian Tuhan memberikan kuasaNya, yang kita sebut dengan keberuntungan.

Saya percaya keberuntungan atau kebetulan yang terjadi merupakan balasan dari apa yang saya lakukan di masa lalu. Bisa jadi karena hal-hal kecil yang pernah saya lakukan tapi telah saya lupakan; mengangkat semut yang menggeliat di atas air, menolong kecoa yang terbalik, mengantarkan pesan seorang teman, menyampaikan salam dari seseorang ke orang tua, murah senyum ke orang sekitar, membuat teman tertawa dan lain sebagainya.

Waktu kecil seorang guru mengaji pernah cerita, ada seorang pelacur yang masuk surga karena menolong anjing yang kehausan. Ia mencari sumur kemudian mengambil air dengan sepatunya yang diikat oleh kain bajunya. Wanita tersebut masuk surga bukan karena Tuhan mengadakan lotere yang berhadiah tiket tinggal di surga yang kemudian dimenangkan wanita tersebut. Ada hukum sebab-akibat. Tuhan membalas setiap kebaikan yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui bahwa hal yang kita lakukan merupakan sebuah kebaikan.

Keberuntungan atau kebetulan dapat juga terjadi karena hak prerogatif Tuhan kepada apa yang dikehendakiNya. Mungkin karena Tuhan suka dengan pribadi kita, mungkin Tuhan ingin mengajari kepada kita agar lebih bersyukur, atau mungkin Tuhan sedang menguji kita dengan keadaan baik.


Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan di masa lalu akan di balas Tuhan saat itu, sekarang atau masa mendatang. Setiap kebaikan akan melahirkan kebaikan. Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan akan dibalas Tuhan dengan kebaikan pula. Apakah kita masih perlu menunda untuk berbuat baik?

0 komentar:

Posting Komentar